Journal article
EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN CITRALAND DENPASAR
I GUSTI AGUNG ADNYANA PUTERA ANAK AGUNG DIAH PARAMI DEWI Fransiskus Asisi Andi Nugraha
Volume : 8 Nomor : 1 Published : 2020, January
Jurnal Spektran
Abstrak
Jumlah penduduk Kota Denpasar mengalami kenaikan yang cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir dengan persentase sebesar 4,25% per tahun. Bertambahnya jumlah penduduk tentunya berdampak pula terhadap kebutuhan rumah layak huni. Menangkap fenomena ini, PT. Citraland Development TBK bekerjasamadengan PT. Karya Makmur mengembangkan kawasan residence yang diberi nama Citraland Denpasar. Pembangunan kawasan perumahan merupakan pembangunan bertahap sampai dengan tahun 2020 sehingga masih ada sisa lahan dan sisa tiap rumah yang belum dibangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaksimalkan keuntungan penjualan tiap tipe rumah dengan lahan yang terbatas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi pembangunan perumahan berdasarkan aspek finansial (evaluasi terhadap nilai NPV, BCR, dan pondasi). Analisis optimasi menggunakan program linier dengan bantuan software WinQSB. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk mendapatkan keuntungan maksimal pada pembangunan tahap selanjutnya (2017-2020), dibangun sebanyak 30 unit tipe rumah Klenze, 23 unit tipe Jean, 26 unit tipe Danburite, 30 unit tipe Ives, 26 unit tipe Haydn, 23 unit tipe Franz, 19 unit tipe Beryl, dan 15 unit tipe Amethyst dengan estimasi keuntungan maksimal mencapai Rp. 278.107.835.566,- Selanjutnya, evaluasi aspek finansial menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar Rp. 417.393.944.138,- (NPV > NPV perusahaan sebesar 150 miliar), BCR sebesar 1,4999 (BCR>1), dan IRR sebesar 24,51% (IRR > IRR perusahaan sebesar 10%) sehingga secara finansial, proyek ini menguntungkan. Dari aspek teknis, nilai Koefisien Dasar Bangunan didapat sebesar 66,36% (KDB < 95%), Koefisien Lantai Bangunan sebesar 1,1456 (KLB < 3), dan Ruang Terbuka Hijau 33,64% (RTH > 5%) yang artinya pembangunan telah memenuhi persyaratan. Daya dukung pondasi yang didapatkan sebesar 55,4 ton sedangkan beban maksimal yang harus ditanggung pondasi sebesar 22,307 ton. Secara teknis, ini menunjukkan bahwa bangunan yang dibangun sudah aman.